Rabu, 26 November 2008

Kelor ( Moringa oleifera Lamk. )

A. Nama ilmiah : Moringa oleifera Lamk.
Moringa pterygosperma Gaertn.
B. Nama daerah : Kelor (Indonesia), Kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo), Keloro (Bugis), Kerol (Buru), Kawona (Sumba), Ongge (Bima), Hau fo (Timor).

C. DESKRIPSI MORFOLOGI
Kelor (moringa oleivera) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Pohonnya kecil, poreus, rasa dan bau tajam. Di Jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai.Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bijinya berbau minyak ”behen” atau ”ben”, bersegi tiga, bersayap 3, seperti selaput, dalam bentuk sisir dengan paruk yang menajam (klentang). Daunnya bersirip tak sempurna, daun kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau, terkumpul dalam pucuk lembaga di bagian ketiak. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kulit akarnya berasa dan berbau tajam dan pedas. Biasanya dijual sebagai pipa kecil atau dipotong menjadi bentuk saluran. Bagian dalam akar berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

D. MANFAAT TUMBUHAN
Kelor ( Moringa oleifera Lamk) banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Banyak berbagai macam penyakit yang dapat sembuh dengan mengkonsumsi tanaman kelor ini, entah yang diambil bagian akar, batang, daun, bunga, buah, maupun bijinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti : untuk bahan makanan. Biasanya bagian yang diambil untuk dijadikan bahan makanan adalah daunnya. Daun tersebut dimasak menjadi sayur bening atau sayur bobor, yang tentunya mempunyai nilai gizi tinggi.

E. KANDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGI
Akar dan daun kelor ( Moringa oleifera ) mengandung zat yang berasa pahit, getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak atau lemak. Kandungan yang terdapat pada masing-masing tumbuhan kelor tentunya memiliki efek farmakologi masing-masing, yang dapat bermanfaat dalam pengobatan.


F. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT
Hampir semua bagian tubuh tumbuhan kelor dapat diguakan sebagai obat, antara lain : akar, batang, daun, tangkai daun, buah, bunga, maupun biji.

G. KEGUNAAN DALAM PENGOBATAN
Sakit Kuning. 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau. Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata. Diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu. 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih. Kedua bahan tersebut ditumbuk halus. Dipakai untuk obat gosok (param).
Rabun Ayam. 3 gagang daun kelor. Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata. Diminum sebelum tidur.
Sakit Mata. 3 gagang daun kelor. Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap. Air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
Sukar Buang Air Kecil. 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama. Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. Diminum setiap hari.
Cacingan. 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran. Semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Diminum.
Biduren (alergi). 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya. Semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
Luka bernanah. 3-7 gagang daun kelor. Daun kelor ditumbuk sampai halus. Ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.
( Thomas A.N.S . 1992 )

H. INFORMASI LAIN
1. Sepintas daun kelor mirip dengan daun katuk, bentuknya bulat dan berwarna hijau. Tanaman kelor merupakan pohon berkayu yang tingginya bisa mencapai 6 meter. Biji tanaman yang sudah tua bisa dimanfaatkan sebagai penjernih air sumur yang keruh. Sedangkan daunnya enak dimakan menjadi beragam masakan.Keunggulan daun kelor terletak pada kandungan nutrisinya, terutama golongan mineral dan vitamin. Setiap 100 g daun kelor mengandung 3390 SI vitamin A. Dua kali lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh kali lebih tinggi dari buncis. Daun kelor juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100 g, serta fosfor 70 mg/100 g. Aroma daun kelor agak langu, namun aroma berkurang ketika daun mudanya diolah menjadi sayur bening atau sayur bobor. ( Budi Sutomo. 2008 )

2. Penjernihan Air dengan Biji Kelor ( Moringa oleifera )
Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air.
Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor. Bentuk daun, bunga, dan buah kelor dapat dilihat pada Gambar. Bahan untuk menjernihkan air adalah biji kelor yang sudah tua betul dan kering.
Cara pembuatan :
a. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
b. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang.
c. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
d. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta. Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
e. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
f. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
g. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
h. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
i. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga
endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.

Keuntungan :
Caranya sangat mudah
Tidak berbahaya bagi kesehatan
Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh ( keputih-putian, kekuning – kuningan, keabu – abuan )
Kualitas air lebih baik :
Kuman berkurang
Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang
Air lebih cepat mendidih.

Kerugian :
Kelor tidak berada di semua daerah
Air hasil penjeernihan dengan kalor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
Penjernihan dengan cara inihanya untuk skala kecil.
( Al Azharia. 1981 )

Me & My Soulmate

Me & My Soulmate
I Love U Forever